Profil Desa Pasirkratonkramat
Ketahui informasi secara rinci Desa Pasirkratonkramat mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Kelurahan Pasirkratonkramat, Pekalongan Barat. Jelajahi pusat industri pengasapan ikan terbesar di Pekalongan, denyut ekonomi perikanan, serta kisah ketangguhan masyarakat pesisir dalam menghadapi realitas abrasi dan rob.
-
Sentra Utama Pengasapan Ikan
Pusat industri pengolahan ikan asap terbesar di Kota Pekalongan, di mana ratusan UMKM rumahan memproduksi dan mendistribusikan produknya ke berbagai daerah, menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
-
Garda Terdepan Menghadapi Abrasi dan Rob
Sebagai kelurahan yang berada langsung di bibir pantai, wilayah ini mengalami dampak abrasi dan rob yang paling parah, sehingga warganya menunjukkan tingkat adaptasi dan resiliensi yang sangat tinggi.
-
Komunitas Pesisir yang Solid
Memiliki masyarakat dengan ikatan sosial dan semangat gotong royong yang sangat kuat, yang menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan lingkungan dan menopang kehidupan ekonomi berbasis perikanan.

Di garis pantai terdepan Kecamatan Pekalongan Barat, Kelurahan Pasirkratonkramat berdiri sebagai benteng sekaligus dapur utama bagi industri perikanan Kota Pekalongan. Wilayah ini dikenal luas sebagai sentra pengolahan ikan terbesar, khususnya untuk produk ikan asap yang aromanya seolah menjadi identitas abadi kelurahan ini. Kehidupan di sini sepenuhnya menyatu dengan ritme laut: dari deru ombak yang tak pernah henti hingga denyut ekonomi yang digerakkan oleh hasil tangkapan nelayan.
Namun di balik citranya sebagai lumbung ikan olahan, Pasirkratonkramat juga merupakan panggung paling nyata dari perjuangan masyarakat pesisir melawan kerasnya alam. Abrasi yang menggerus daratan dan bencana rob yang datang silih berganti adalah realitas sehari-hari yang membentuk karakter warganya menjadi komunitas yang tangguh, adaptif dan penuh solidaritas. Kisah kelurahan ini adalah tentang keuletan dalam mengasapi ikan demi menyambung hidup, sambil terus meninggikan lantai rumah demi bertahan dari kepungan air.
Dapur Ikan Asap Terbesar di Pekalongan
Jika ditanya di mana pusat produksi ikan asap di Kota Pekalongan, maka semua telunjuk akan mengarah ke Pasirkratonkramat. Di sepanjang lorong dan gang-gang permukiman, puluhan hingga ratusan rumah pengasapan (dikenal dengan sebutan "salai") beroperasi setiap hari. Asap putih yang mengepul dari cerobong-cerobong sederhana menjadi pemandangan lumrah, menebarkan aroma khas ikan yang tengah diproses di atas bara api dari batok kelapa.
Kelurahan ini adalah bagian krusial dari rantai pasok industri perikanan. Setelah ikan didaratkan di pelabuhan, sebagian besar akan dibawa ke Pasirkratonkramat untuk diolah. Para perajin, yang didominasi oleh perempuan-perempuan ulet, dengan terampil mengolah berbagai jenis ikan menjadi produk asap yang gurih dan tahan lama. Keahlian ini diwariskan secara turun-temurun, menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan keluarga. Produk ikan asap dari sini tidak hanya mendominasi pasar lokal, tetapi juga dikirim ke berbagai kota di Jawa dan luar pulau.
"Usaha pengasapan ini sudah menjadi darah daging kami. Dari sinilah kami bisa menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Panas dan asap sudah menjadi kawan kami," ujar seorang ibu, perajin ikan asap. Pemerintah Kota Pekalongan, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, terus memberikan perhatian bagi sentra ini, baik melalui bantuan peralatan yang lebih modern dan higienis maupun pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran produk.
Pertarungan Abadi Melawan Abrasi dan Rob
Anugerah hasil laut yang melimpah harus ditebus dengan harga yang sangat mahal. Pasirkratonkramat adalah salah satu wilayah di Kota Pekalongan yang mengalami dampak abrasi dan rob paling parah. Garis pantai di wilayah ini terus menerus tergerus oleh ombak, memaksa warga kehilangan tanah dan bahkan rumah mereka. Banyak bangunan, termasuk fasilitas umum dan area pemakaman, yang telah lenyap ditelan laut.
Bencana rob, atau limpasan air laut ke darat, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kalender kehidupan warga. Saat pasang tinggi, air laut dengan mudah masuk ke permukiman, menggenangi jalan, rumah, dan fasilitas produksi. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas ekonomi, seperti proses pengasapan dan penjemuran, tetapi juga membawa berbagai masalah kesehatan dan sanitasi.
Sebagai respons, warga telah mengembangkan berbagai strategi adaptasi yang luar biasa. Konsep "rumah tumbuh ke atas" menjadi solusi paling umum, di mana lantai rumah ditinggikan secara berkala setiap beberapa tahun sekali untuk menghindari genangan. Selain itu, semangat gotong royong dalam membangun tanggul-tanggul darurat atau membersihkan lingkungan pasca-rob menjadi pemandangan yang menunjukkan kekuatan sosial komunitas ini. Di tingkat pemerintah, proyek pembangunan infrastruktur pelindung pantai seperti breakwater dan tanggul laut menjadi harapan terbesar warga untuk masa depan yang lebih aman.
Dinamika Ekonomi di Luar Asap Ikan
Meskipun didominasi oleh industri pengasapan, denyut ekonomi di Pasirkratonkramat cukup beragam. Sebagai kelurahan pesisir, banyak warganya yang berprofesi sebagai nelayan, baik pemilik kapal maupun anak buah kapal (ABK). Aktivitas perbaikan jaring, pembuatan alat tangkap, dan jasa-jasa lain yang terkait langsung dengan kebutuhan melaut juga menjadi sumber penghidupan.
Di luar sektor perikanan, geliat UMKM di bidang lain juga turut menopang perekonomian. Toko-toko kelontong, warung makan yang menyajikan hidangan laut, serta usaha-usaha jasa skala kecil lainnya tumbuh untuk melayani kebutuhan komunitasnya yang padat. Beberapa warga juga terlibat dalam perdagangan batik, memanfaatkan citra Pekalongan sebagai Kota Batik, meskipun skalanya tidak sebesar di sentra-sentra utama.
Lurah Pasirkratonkramat menjelaskan, "Kami terus mendorong diversifikasi usaha agar warga tidak hanya bergantung pada satu sektor. Pelatihan keterampilan baru dan fasilitasi akses permodalan kami upayakan agar ekonomi warga bisa lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan, termasuk dampak dari bencana rob."
Kehidupan Komunitas Pesisir yang Komunal
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekalongan, Kelurahan Pasirkratonkramat memiliki luas wilayah 1,18 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 12.383 jiwa pada tahun 2022. Tingginya kepadatan penduduk dan kesamaan profesi serta tantangan hidup membentuk sebuah komunitas dengan ikatan sosial yang sangat kuat.
Karakter masyarakat pesisir yang terbuka, lugas, dan solid sangat terasa di sini. Masjid dan mushala tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga menjadi pusat konsolidasi sosial, tempat warga bertukar informasi dan saling menguatkan. Nilai-nilai kegotongroyongan dan solidaritas menjadi modal sosial paling berharga yang memungkinkan mereka untuk bertahan dan bangkit dari berbagai kesulitan.
Pemerintah Kelurahan, bersama dengan lembaga kemasyarakatan seperti LPMK, PKK, dan Karang Taruna, berada di garda terdepan dalam mengorganisir program-program pembangunan dan pemberdayaan. Fokus utama dalam setiap perencanaan pembangunan selalu berkisar pada tiga hal: peningkatan ekonomi perikanan, penanggulangan dampak rob dan abrasi, serta peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Dengan segala perjuangannya, Kelurahan Pasirkratonkramat adalah simbol dari ketangguhan sejati. Ia adalah dapur raksasa yang menyuplai pangan bagi kota, sekaligus benteng manusia yang berdiri kokoh di garis terdepan menghadapi perubahan iklim, membuktikan bahwa semangat hidup dapat terus menyala sehangat bara api di tungku-tungku pengasapan mereka.